Header Ads

Seo Services

Potret Lakmud III Pelajar NU Garut, Menuju Moderatisme Islam



Penggelaran Latihan Kader Muda 3 di cibiuk pada 24- 26 november lalu, kiranya membiuskan semangat baru bagi pelajar NU. Pentransformasian Anggota tersebut telah membuka pencerahan dan penguatan pemikiran kader Muda, dalam merealisasikan peran dan fungsinya sebagai ujung tombak perjuangan Nahdlatul Ulama dulu, sekarang hingga yang akan datang . 

Para kader lebih terarah dalam menjalankan roda organisasinya, peluasan intelektual dan teknik menejerial, kiranya menjadi bekal yang cukup untuk mengekspansikan moderatisme islam ahlussunnah waljamaah. 

Dewasa ini, media informasi telah menjadi ruang terluas dalam mengeksistensikan kegiatan- kegiatan manusia yang sifatnya positif maupun negatif .
Namun beragam faham yang kiranya membahayakan, justru terekspost dalam dunia ini secara cepat bahkan seolah tak berfilter. 

Dan yang terpenting adalah, semua kalangan harus sadar betul, bahwa khususnya Kaum pelajar sedang menghadapi persoalan serius dalam menyikapi situasi bangsa.

Bahkan lembaga pendidikan yang peranannya sangat berpengaruh dalam lingkungan masyarakatpun, justru telah di cap,sebagai salah satu entitas atau kelompok yang berpotensi terkontaminasi ajaran- ajaran radikalisme dan intoleran. Memang pandangan ini tidak serta- merta benar, namun juga tidak sepenuhnya salah. 

Tetapi ini merupakan sebuah pengingat bagi kita akan pentingnya kesadaran penuh terhadap pemikiran moderat, untuk senantiasa mensterilkan Lembaga pendidikan dan organisasi masyarakat serta lingkungan lainnya dari cara pandang atau tindakan- tindakan keagamaan yang picik .

Nahdlatul Ulama menganggap hal ini sangat penting, karena Lembaga Pendidikan merupakan salah satu ranah yang dijadikan benteng dan harapan bangsa untuk mempertahankan kesatuan dan persatuan Republik Indonesia.

Dalam hal ini, Latihan Kader Muda ke 3, yang di selenggarakan oleh Pimpinan Cabang IPNU IPPNU Kab.Garut, telah membuat rancangan tindak lanjut untuk dijadikan solusi . Yaitu :

1. Mengadakan Makesta Raya di masing- masing Pimpinan Anak Cabang dengan melibatkan peserta perwakilan dari SMP/SMA/SMK atau sekolah umum. 

2. Gerakan Pelajar NU membaca yang harus dilaksanakan pada hari Jum'at dengan wajib merangkum hasil bacaannya yang dituangkan pada tulisan pendek dan di sebarkan melalui media sosialnya masing- masing. 

3. Mengadakan Kajian setiap satu bulan sekali secara rutin dengan tema kajian yang ditentukan oleh kader lakmud.

4. Mengadakan pertemuan di masing- masing PAC dengan anggota dan memberikan kajian sebanyak 3 kali ( untuk tema kajian seputar materi makesta).

Kebijakan rencana tindak lanjut yang di sepakati oleh 70 kader muda NU jelasnya memiliki tujuan. Yang mana tujuan ini memfokuskan para kader untuk senantiasa memperluas pengetahuan intelektual dan manajerial dalam menyelesaikan persoalan bangasa saat ini, khususnya dalam penolakan faham ataupun tindakan radikalisme dan intoleransi . 

Sepertihalnya penekanan kegiatan kaderisasi yang harus di fokuskan ke lembaga- lembaga pendidikan bersifat umum. Mengingat hadirnya organisasi- organisasi keterpelajaran yang menyerbakan pandangan keagamaannya secara sempit dengan kedok ayat- ayat. 

Rekan Daeng Syahrul M (Sekretaris PC. IPNU GARUT) menegas pasca kegiatan LAKMUD 3 "Gagas ke Rekan dan Rekanita mengenai Kaderisasi ke sekolah Negeri dengan sistem kaderisasinya yang lebih kolektif dan kreatif serta mengenai perluasan pengetahuan dalam pengelolaan Media informasi khususnya untuk di kab. Garut, yang rentan menjadi konsumen hoax terbesar" (27/11/17)

Begitupun kegiatan "Jum'at Membaca", sebagai perlawanan kebodohan kaum pelajar dan masyarakat pada umumnya, dijadikan sebuah solusi oleh kami untuk mengatasi masyarakat, yang terjangkit virus ekstrimisme keagamaan, serta mendidik dan mengajari kaum pelajar untuk senantiasa bisa menerima kebhinekaan demi terjalinnya kedamaian dalam bersosial kenegaraan.

Tugas kader Pelajar NU disini ialah, senantiasa mengejawantahkan setiap gagasan serta pemikiran yang dimilikinya, untuk menuntaskan persoalan kaum pelajar, dan senantiasa bermanfaat dalam kehidupan serta mencerminkan sikap muslim yang ramah.

Karena islam yang rahmatallil 'aalamin hanya akan ada pada golongan yang siap menerima keragaman, karena keragaman bukanlah sesuatu yang harus seragamkan. 

Mari menutup celah virus radikalisme dan intoleransi dengan fiqhrah Nahdlatul Ulama, yang siap menjadi garda terdepan dalam menjaga NKRI.
(Nafidah Inarotul Huda)


1 komentar:


Diberdayakan oleh Blogger.